Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

15 UNGKAPAN PANTANGAN YANG SERING DIUCAPKAN OLEH MASYARAKAT MADURA

 

Ungkapan Pantangan atau larangan sejak dahulu sudah ada dalam Masyarakat Madura. Orang tua kita biasanya juga sering menggunakan ungkapan-ungkapan ini, semisal ”ajja’ tedhungan para’ magrib, ma’ta’ aoba engeddan”. Ungkapan-ungkapan seperti biasanya untuk seseorang agar mereka patuh kepada kita, dan tidak melanggar terhadap norma-norma dalam menjalani kehidupan. Selain itu, ungkapan-ungkapan ini juga bermaksud untuk mendidik anak-anak kita agar tidak salah dalam berinteraksi dengan orang lain.



Pantangan yang akan dijabarkan ini berdasarkan Buku Pantangan yang dibahasa Madurakan oleh MS. Djajanegara cetakan tahun 1950. yang telah disunting pada buku Panduman Basa Madura Halaman 521 yang bahasanya juga berbahasa madura tetapi, saya menerjemahkannya kedalam bahasa Indonesia agar teman-teman sekalian paham dengan maksud dan tujuan dari Ungkapan Pantangan atau larangan tersebut..

Berikut adalah macam-macam pantangan yang sudah dikenal oleh Masyarakat Madura.

1.    Ajja’ Toju’ e nga’-tengnga’anna labang ma’le judhuna ta’ abali e lan-jalan (jangan duduk di Tengah pintu agar jodohnya tidak Kembali di Tengah jalan)

Ungkapan ini diperuntukkan bagi para remaja laki-laki atau perempuan  agar tidak sulit mencari jodoh. Karena pintu adalah jalan untuk keluar masuk rumah. Jadi apabila kita duduk di tengah-tengah pintu tentunya sulit yang akan lewat pintu tersebut. Apalagi pada saat kakak atau adik kita dari luar rumah lalu kebelet pipis dan ingin cepat-cepat ke kamar mandi, tentu sangat marah apabila kita duduk di tengah-tengah pintu.

2.    Mon asapowan ta’ berse tanto ta’ burung olle bine se juba’ (kalua nyapu tidak bersih tentu tak akan gagal mendapatkan istri yang jelek)

Maksudnya semua yang kita kerjakan harus sempurna. Jadi apabila pada saat kita menyapu dan tidak bersih tentu kita akan mengulangi lagi pekerjaan tersebut.  

3.    Ajja’ neggu’an bauna oreng towa, ma’le ta’ ekaloppa’an (jangan sering memegang bahu orang tua, agar tidak menjadi pelupa)

Bahu kan tempatnya di bagian atas badan kita tepat dibawah kepala kita, jadi masih termasuk hal yang perlu dihormati. Jadi maksudnya adalah mengajakan kepada anak-anak kita untuk menghargai kepada orang tua.

4.   Ajja’ atampa’an cangkem, ma’le ta’ nyangga sossana oreng pa’polo (jangan menampah dagu, agar tidak menyangga susahnya empat puluh orang)

Menampah dagu ini bisa menerangkan bahwa hatinya lagi galau, atau nggak lagi banyak pikiran. Jadi pabila sedang bahagia tetapi sering menampah dagu wajahnya seperti orang lagi susah banyak pikiran dll. Orang yang melihatnya pasti akan mengira sedang banyak pikiran, susah dll.

5.    Ajja’ mandhiyan prappa’na beddhuk, ma’le ta’ mate tanggung. (jangan mandi pada saat tengah hari, agar tidak mati tanggung)

Pada saat Tengah hari itu waktu panasnya hawa, apalagi kita dari luar rumah. Pasti badan masih menyesuaikan dengan keadaan didalam rumah. Maksud dari ungkapan tersebut adalah agar badan kita menyesuaikan dulu dengan hawa didalam rumah agar badan kita tidak kaget menerima air yang dingin, dan agar kita tidak sakit.

6.    Ajja’ ampo apesowan, pagi’ bibirra e gunteng malaekat (jangan sering berkata kotor (misu) besok bibirnya di gunting malaikat)

Maksudnya adalah agar kita tidak selalu berkata-kata kotor seperti Anjing, setan, monyet, kepalamu, bokongmu dan sebagainya. Hal tersebut tidak enak didengar dan akan membuat orang yang mendengar menilai kita tidak bermoral.

7.    Ajja’ ampo sokerran, ekakaper (jangan selalu tidak menyapa, nanti jadi kafir)

Soker dalam bahasa madura adalah tidak menyapa kepada sesorang karena bertengkar. Apabila kita selalu tidak menyapa kepada seseorang menandakan kita bertengkar dengan orang tersebut. Kalau kita sering bertengkar dengan seseorang, maka tentu kita akan dijauhi oleh orang-orang. Dan tidak ada yang mau berteman dengan kita.

8.    Ajja’ ngakan barang nas-panas, juba’! (jangan makan makanan panas, jelek)

Makan atau minum yang masih panas memang kurang bagus, gigi kita bisa keropos dan akhirnya ompong. Nabi Muhammad SAW juga pernah berkata. Menurut Imam as-Shafrawi, Rasulullah SAW tidak menyukai makanan panas dan pernah sekali beliau menyebutkan: ‘makanlah makanan yang sudah dingin, karena itu adalah obat dan ingatlah makanan panas tidak mempunyai berkah di dalamnya. Nabi juga melarang meniup makanan yang panas agar cepat dingin karena menandakan sifat rakus dan kurang sabar.

9.    Ja’ ngerra’an koko ebakto malem, juba’ (jangan memotong kuku pada waktu malam, jelek)

Memtotong kuku malam hari memang kurang bagus, karena pencahayaan kurang, apalagi jaman dahulu yang hanya menggunakan obor untuk penerangan. Takutnya nanti pada saat motong kuku, karena kurang pencahayaan tangan ikut terpotong dan akibatnya luka.

10. Ajja’ tedhungan para’ magrib, ma’ta’ aoba engeddan (jangan sering tidur hampir magrib, agar tidak salah ingatan (bingung))

Tidur setelah shalat ashar atau hendak menjelang maghrib dapat membahayakan kesehatan tubuh. Jika seseorang tidur pada waktu itu akan merasakan pusing, linglung, hingga badan terasa sakit. Hal itu terjadi karena berubahnya ritme sirka dian tubuh berpengaruh besar pada jalannya berbagai fungsi dan organ tubuh secara otomatis. Jadi benarlah Hadist Nabi Muhammad SAW tentang tidur sebelum maghrib atau pada saat maghrib, “barangsiapa yang tidur di siang hari, maka janganlah dia tidur di waktu petang (maghrib), dan barangsiapa yang tidur di waktu petang, maka janganlah dia mengumpulkan kekuatan di malam hari, karena mudharatnya bagi tubuh itu.” (hr. bukhari no. 5701 dan muslim no. 109)

11. Ajja’ ngobuwan koko, ma’ta’ ekapernae setan (Jangan memelihara kuku, agar tidak disukai setan)

Apa-apa yang tidak baik itu kerjaan setan. Termasuk memelihara kuku panjang. Kenapa,karena apabila saat mandi dan membersihkan badan lalu ada bagian badan yang gatal dan digaruk akan membuat luka. Ada juga bahaya lainnya.

12. Ajja’ nengkongan ma’le ta’ buru’ (jangan sering jongko’ agar tidak jebol)

Apabila orang jongkok agak lama memang  kurang baik, karena kalau bangun terkadang bisa pusing. Aliran darah kurang lancar karena tertahan waktu berjongkok. Pernah kan kalian jongkok lama lalu berdiri tiba-tiba pusing dan mau jatuh??. Ya begiulah kenapa orang tua dahulu mengungkapkan seperti diatas. Dan juga ada sebagian orang kalau jongkok terlalu lama lalu kentut-kentut dan pengen BAB.

13. Ajja’ toju’an neng bantal, ekatemmowan budun (jangan selalu duduk di bantal nanti terkena bisul)

Maksudnya, bantal kan untuk kepala saat kita tidur. Sementara kepala oleh orang madura sangat dihormati. Jadi maknanya kita harus tau tatakrama.

14. Ajja’ ngakan sambi dhung-tedhungan, ma’le ta’ jau malaekadda (jangan makan sambil tiduran, agar tidak dijauhi malaikat)

Maksudnya adalah agar kita menjaga kebersihan, karena makan sambil tiduran itu sudah pasti akan membuat kotor, remahan dari makanan pasti akan jatuh ke lantai.

15. Prappa’na ngakan ajja’ acaca, ma’le ta’ taserna’ (pada saat makan jangan berbicara, agar tidak tersedak)

Maksudnya adalah agar makanan yang kita makan tidak kocar-kacir. Pada saat makan kan kita harus mengunyah makanan. Nah kalau kita makan sambil berbicara otomatis, makanan yang kita makan akan keluar-keluar dari mulut kita. Dan membuat orang yang melihat merasa jijik.

Baiklah, sekian dulu mengenai Ungkapan Pantangan orang madura yang dituturkan oleh para orang tuwa kita dahulu. Semoga dari postingan ini kita bisa tau bagaimana kita bersikap. Sekian dan terimakasih, kurang lebihnya mohon maaf

 

 

Post a Comment for "15 UNGKAPAN PANTANGAN YANG SERING DIUCAPKAN OLEH MASYARAKAT MADURA "