Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengapa Saat Cemas Semua Otot Tubuh Terasa Tegang

 

Mengapa saat cemas semua otot terasa tegang?. Saat seseorang merasa cemas, tubuhnya mengalami respons fisik yang disebut dengan "respons fight or flight" atau respons "perang atau lari". Respons ini merangsang sistem saraf simpatik yang menyebabkan tubuh memproduksi hormon seperti adrenalin dan kortisol. Hormon-hormon ini mempersiapkan tubuh untuk bereaksi terhadap bahaya atau situasi stres dengan meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, pernapasan, dan memompa darah ke otot-otot yang paling penting.

Ilustrasi Orang Cemas


Ketika otot-otot mendapatkan suplai darah yang lebih banyak, mereka menjadi lebih siap untuk bereaksi. Ini dapat menyebabkan ketegangan pada otot-otot, yang pada gilirannya dapat menyebabkan rasa kaku atau sakit pada beberapa orang. Selain itu, respon cemas juga dapat mempengaruhi sistem saraf parasimpatik, yang bertanggung jawab untuk merelaksasi otot-otot. Saat sistem saraf parasimpatik tertekan, tubuh cenderung mengalami ketegangan otot.

Jadi, ketegangan otot saat cemas adalah respons alami tubuh untuk membantu kita mengatasi situasi stres dan meningkatkan kemampuan untuk bertindak. Namun, ketegangan yang berlebihan atau berkelanjutan dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan dapat memperburuk kecemasan. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan strategi untuk mengelola stres dan kecemasan dengan efektif.

 

Syaraf apa saja yang paling berpengaruh terhadap orang cemas

Ketika seseorang mengalami kecemasan, ada beberapa syaraf yang berperan dalam memicu respons fisik dan emosional yang terkait dengan kecemasan. Beberapa syaraf yang paling berpengaruh adalah:

1.     Sistem saraf simpatis

 Sistem saraf ini mempersiapkan tubuh untuk bereaksi terhadap situasi stres atau bahaya dengan merangsang pelepasan hormon seperti adrenalin dan kortisol. Hormon-hormon ini meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, pernapasan, dan memompa darah ke otot-otot yang paling penting. Ini menyebabkan tubuh merasa siap untuk melawan atau lari dari situasi yang menimbulkan kecemasan.

2.     Sistem saraf parasimpatis

Sistem saraf ini bertanggung jawab untuk mengembalikan tubuh ke keadaan normal setelah situasi stres berakhir. Namun, saat seseorang mengalami kecemasan, sistem saraf parasimpatis dapat terhambat dan tidak berfungsi dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan ketegangan otot, sulit tidur, dan gejala fisik lainnya yang terkait dengan kecemasan.

3.     Sistem saraf enterik

Sistem saraf ini terdiri dari jaringan saraf yang terdapat pada dinding usus dan berfungsi untuk mengatur gerakan usus. Kecemasan dapat mempengaruhi sistem saraf enterik, yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan, mulas, diare, atau sembelit.

4.     Sistem limbik

Sistem limbik terdiri dari berbagai struktur otak yang berperan dalam mengatur emosi dan perilaku. Saat seseorang mengalami kecemasan, sistem limbik dapat memicu respons emosional yang intens seperti ketakutan, khawatir, dan ketidaknyamanan.

5.     Sistem kortikal

Sistem kortikal terdiri dari korteks prefrontal dan korteks sensorimotor yang berfungsi untuk mengatur pemikiran, persepsi, dan gerakan. Kecemasan dapat mempengaruhi sistem kortikal dengan mengganggu konsentrasi, meningkatkan kecemasan atau kekhawatiran berlebihan, atau menyebabkan ketegangan fisik.

Semua sistem saraf ini saling terhubung dan berinteraksi satu sama lain dalam memicu respons kecemasan.

 

Cara mengatasi serangan cemas

Berikut ini beberapa cara yang dapat membantu mengatasi serangan cemas:

1.     Bernafas dalam-dalam:

Bernapas dalam-dalam dapat membantu menenangkan tubuh dan memperlambat detak jantung. Coba hirup napas dalam-dalam melalui hidung selama 4 detik, tahan selama 4 detik, dan hembuskan napas perlahan melalui mulut selama 4 detik. Ulangi beberapa kali sampai Anda merasa lebih tenang.

2.     Fokus pada sesuatu yang positif:

Cobalah fokus pada sesuatu yang positif, seperti kenangan bahagia, tempat favorit, atau aktivitas favorit. Hal ini dapat membantu mengalihkan perhatian dari kecemasan dan meredakan gejala yang terkait dengan serangan cemas.

3.     Hindari pemicu kecemasan:

Cobalah hindari situasi atau hal yang dapat memicu serangan cemas Anda. Jika tidak memungkinkan untuk menghindarinya, coba persiapkan diri Anda sebelumnya dengan cara yang tepat.

4.     Terapkan teknik relaksasi

Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau teknik pernapasan dapat membantu menenangkan tubuh dan pikiran. Cobalah untuk mempraktikkan teknik-teknik ini secara teratur.

5.     Berbicara dengan seseorang

Berbicara dengan seseorang yang dipercayai dapat membantu meredakan kecemasan dan memberikan dukungan emosional.

6.     Minum air putih

Minum air putih dapat membantu menurunkan detak jantung dan menenangkan tubuh.

7.     Terapi

Terapi dapat membantu mengidentifikasi penyebab serangan cemas dan memberikan strategi untuk mengatasi kecemasan.

8.     Obat-obatan

Dokter mungkin meresepkan obat-obatan seperti obat penenang atau antidepresan untuk membantu mengatasi serangan cemas yang parah.

Perlu diingat bahwa setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam mengatasi serangan cemas. Jika serangan cemas terus terjadi dan mengganggu aktivitas harian serta kualitas hidup Anda, segera konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan mental untuk mendapatkan bantuan.

 

Post a Comment for "Mengapa Saat Cemas Semua Otot Tubuh Terasa Tegang"