Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bagaimana Cara Bahagia dalam Pernikahan Sesuai dengan Ajaran Islam?.

 

Pasangan yang bahagia adalah dambaan setiap orang yang sudah menikah. Dalam agama Islam, pernikahan dipandang sebagai ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh setiap Muslim dan Muslimah. Sebuah pernikahan yang bahagia dan langgeng dapat diperoleh apabila pasangan suami-istri mampu menjalankan perannya masing-masing dengan baik.

Ilustrasi Seseorang sedang melaksanakan Ijab Kabul


Berikut ini adalah beberapa Cara bahagia dalam pernikahan sesuai dengan ajaran Islam:

 

1.     Mengutamakan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Ketika pasangan memiliki tujuan yang sama dalam hidup yaitu beribadah kepada Allah, maka segala permasalahan yang muncul dalam pernikahan dapat diatasi dengan lebih mudah. Mereka juga dapat saling mengingatkan dan memperkuat iman satu sama lain.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,yang artinya: "Seorang wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah yang beragama, niscaya engkau akan beruntung." (HR. Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1466)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, yang artinya "Jika datang kepada kalian orang yang kalian ridhai agamanya dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, akan terjadi kerusakan di muka bumi dan akan menimpa kerusakan yang lebih besar." (HR. Tirmidzi no. 1084 dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami' no. 4809)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: "Jika datang kepada kalian orang yang kalian ridhai agamanya dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, akan terjadi kerusakan di muka bumi dan akan menimpa kerusakan yang lebih besar." (HR. Tirmidzi no. 1084 dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami' no. 4809)

Dari hadits-hadits di atas, kita dapat memahami bahwa agama atau keimanan merupakan salah satu faktor penting dalam memilih pasangan dalam pernikahan. Pasangan yang mengutamakan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa akan dapat menjalani pernikahan dengan penuh kebahagiaan dan kesuksesan, karena mereka mempunyai tujuan yang sama yaitu beribadah dan taat kepada Allah SW

 

2.     Menjaga komunikasi yang baik

Komunikasi yang baik antara suami dan istri sangat penting untuk menjaga keharmonisan hubungan. Pasangan harus berusaha untuk saling mendengarkan dan memahami satu sama lain, serta menghindari konflik yang tidak perlu.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Salah satu tanda kebaikan iman seseorang adalah ia meninggalkan perkara yang tidak berguna. Salah satu tanda kebaikan akhlak seseorang adalah ia merawat hubungan yang baik dengan keluarganya.” (HR. Tirmidzi no. 1987 dan Abu Daud no. 4797, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: "Seorang mukmin tidaklah menghina, tidak mengutuk, tidak berbicara kotor, dan tidak berbicara kasar." (HR. Tirmidzi no. 1977 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi)

Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik kepada keluarganya, dan aku adalah yang terbaik di antara kalian kepada keluargaku." (HR. Tirmidzi no. 3895 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi)

Dari tiga hadis di atas, kita dapat memahami bahwa menjaga komunikasi yang baik antara suami dan istri merupakan salah satu bentuk menjaga hubungan baik dalam keluarga. Seorang muslim harus berusaha untuk tidak menghina, mengutuk, atau berbicara kasar kepada pasangan, serta harus senantiasa berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam bersikap dan berlaku kepada keluarganya.

 

3.     Saling menghormati dan memuliakan satu sama lain

Masing-masing pasangan memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda dalam pernikahan. Oleh karena itu, saling menghormati dan memuliakan satu sama lain adalah kunci untuk memperkuat ikatan pernikahan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Apabila seorang suami memanggil istrinya untuk bersama di atas tempat tidurnya, lalu ia menolak, maka para malaikat akan terus mengutuknya hingga pagi.' " (HR. Bukhari no. 3065 dan Muslim no. 1436)

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Janganlah seorang suami membenci istrinya, jika ada satu sifat yang tidak disukainya, maka pasti ada sifat lain yang ia sukai." (HR. Muslim no. 1469)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik kepada keluarganya, dan aku adalah yang terbaik di antara kalian kepada keluargaku.' " (HR. Tirmidzi no. 3895 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi)

Dari tiga hadis di atas, kita dapat memahami bahwa saling menghormati dan memuliakan antara suami dan istri merupakan salah satu kunci kebahagiaan dalam rumah tangga. Suami dan istri harus saling menghargai, menghormati, dan memuliakan satu sama lain. Hal ini merupakan bentuk penghargaan kepada pasangan kita serta dapat menciptakan hubungan yang harmonis dan bahagia dalam keluarga.

 

4.     Berusaha saling memahami dan memenuhi kebutuhan pasangan

Masing-masing pasangan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, suami dan istri harus berusaha untuk saling memahami dan memenuhi kebutuhan satu sama lain.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik kepada keluarganya, dan aku adalah yang terbaik di antara kalian kepada keluargaku.' " (HR. Tirmidzi no. 3895 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi)

Dari Abdullah bin Amr bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya dari kebaikan seseorang Muslim adalah ia meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya. Dan sesungguhnya dari kebaikan Islam seseorang adalah ia meninggalkan apa yang tidak ada gunanya bagi orang lain.' " (HR. Tirmidzi no. 2254 dan dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi)

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Tidaklah beriman seseorang dari kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.' " (HR. Bukhari no. 13 dan Muslim no. 45)

Dari tiga hadis di atas, kita dapat memahami bahwa sebagai pasangan suami istri, kita harus berusaha untuk saling memahami dan memenuhi kebutuhan pasangan. Dengan saling memahami dan memenuhi kebutuhan pasangan, kita dapat menciptakan hubungan yang sehat, harmonis, dan saling mendukung dalam keluarga.

 

5.     Bersama-sama menghadapi segala cobaan dan ujian dalam hidup

Kehidupan pernikahan tidak selalu mulus. Pasangan harus siap menghadapi segala cobaan dan ujian yang muncul dalam hidup, baik itu masalah ekonomi, kesehatan, maupun perbedaan pendapat.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba-Nya, maka Dia akan memberikan ujian kepadanya.' " (HR. Bukhari no. 5321 dan Muslim no. 2747)

Dari hadis ini, kita dapat memahami bahwa segala cobaan dan ujian dalam hidup merupakan bagian dari rencana Allah SWT untuk menguji keimanan dan keteguhan hati kita. Sebagai pasangan suami istri, kita harus bersama-sama menghadapi segala cobaan dan ujian ini dengan sabar, tawakal, dan doa kepada Allah SWT. Dengan saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lain, kita dapat menciptakan hubungan yang kuat, harmonis, dan penuh berkah dalam keluarga.

 

6. Menjaga keharmonisan hubungan dengan keluarga dan lingkungan sekitar

Hubungan dengan keluarga dan lingkungan sekitar dapat mempengaruhi keharmonisan hubungan suami-istri. Oleh karena itu, pasangan harus berusaha menjaga hubungan yang baik dengan keluarga dan lingkungan sekitar.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa yang ingin dilapangkan rizkinya, dipanjangkan umurnya, dan ditiupkan keberkahan dalam amalannya, hendaklah ia menyambung silaturahimnya.' " (HR. Bukhari no. 5986 dan Muslim no. 2557)

Dari hadis ini, kita dapat memahami bahwa menyambung silaturahim dengan keluarga dan lingkungan sekitar adalah salah satu cara untuk mendapatkan keberkahan dan kelancaran dalam hidup. Kita harus selalu menjaga keharmonisan hubungan dengan orang-orang di sekitar kita, terutama keluarga dan tetangga.

 

7.     Berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah SWT

Doa merupakan senjata yang sangat ampuh untuk menjaga keharmonisan dan kebahagiaan dalam pernikahan. Pasangan harus selalu berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah SWT agar selalu diberikan kebahagiaan dan perlindungan dari segala bahaya dan musibah.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, "Berdoalah kamu semua kepada Allah SWT dan berserah dirilah kepada-Nya. Karena tidak ada seorang pun yang akan selamat dari segala macam bahaya dan musibah, kecuali dengan berserah diri dan berdoa kepada Allah SWT." (HR. At-Tirmidzi no. 3382)

Dalam hadis ini, Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada pasangan suami-istri untuk selalu berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah SWT dalam setiap situasi. Bahaya dan musibah bisa datang kapan saja dan dari mana saja, namun dengan berdoa dan berserah diri kepada Allah SWT, pasangan suami-istri akan merasa tenang dan dilindungi dari segala bentuk bahaya dan musibah.

Selain itu, dalam surat Al-Baqarah, ayat 186, Allah SWT berfirman, "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan beriman kepada-Ku, supaya mereka selalu berada dalam kebenaran."

Dalam Islam, berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah SWT adalah tindakan yang sangat dianjurkan. Allah SWT adalah tempat perlindungan yang sejati bagi seluruh manusia. Oleh karena itu, pasangan suami-istri harus senantiasa berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah SWT dalam setiap situasi, baik dalam kebahagiaan maupun kesulitan. Dengan berdoa dan berserah diri kepada Allah SWT, pasangan suami-istri akan merasakan keberkahan dan perlindungan dari-Nya.

Demikianlah beberapa tips yang dapat dilakukan oleh pasangan suami-istri agar dapat meraih kebahagiaan dalam pernikahan menurut agama Islam. Semoga artikel ini bermanfaat bagi para pasangan yang sedang menjalani kehidupan pernikahan.

 

Post a Comment for "Bagaimana Cara Bahagia dalam Pernikahan Sesuai dengan Ajaran Islam?."