Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

OKARA NONGGAL : KALIMAT TUNGGAL DALAM BAHASA MADURA

 

Okara nonggal dan Okara Rangke’,  dalam bahasa Madura ada pada Sintaksis (tata bahasa). Dikutip dari buku Pengembangan Buku Teks Sintaksis Bahasa Indonesia (2017) karya Awalludin, sintaksis adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari hubungan antarkata untuk membentuk frasa, klausa, serta kalimat. Dalam sintaksis ada cabang kalimat menurut bentuknya (bangonna) diantaranya yang akan dijelaskan sekarang ini, yaitu Okara Nonggal dan Okara Rangke’. Tapi pada postingan saat ini saya akan menjelaskan hanya okara nonggal saja.



Okara Nonggal (Kalimat Tunggal)

Didalam buku Paramasastra Madura Halaman 21 M. Wiryo Asmoro disebutkan Okara Nonggal (Kalimat Tunggal) enggi paneka okara se namong matombu settong kakarebban. (adalah Kalimat yang hanya memiliki satu maksud). Jadi dalam okara nonggal itu subyek (Jejjerra), Predikat (caretana) satu atau ditambah Obyek (lesan) satu dan keterangan (Katerrangan).

Contohnya :

-        Saleman ajar (Saleman Belajar) Saleman (Subyek) Ajar (Predikat)

-        Sapeda rowa kowat (Sepeda itu kuat) Sepeda (subyek) Kuat (Predikat)

-   Karim melle kalambi (Karim membeli baju) Karim (Subyek) Membeli (Predikat) Kalambi (Obyek)

-        Ale’ manceng juko’ e songay (adik memancing ikan di Sungai) ale’ (Subyek), Manceng (Predikat), Juko’ (Obyek) dan esongay ( keterangan).

Okara nonggal ada yang berupa okara majja (Kalimat inti), okara ngangguy keterangan (Kalimat Luas), okara samporna (Kalimat Sempurna), okara ta’ samporna (Kalimat tidak sempurna), dan okara rengkes (Kalimat ringkas).

a.     Okara majja (Kalimat inti)

Kalimat inti terdiri dari subjek (S) satu kata dan predikat (P) satu kata. Apabila lebih sari satu kata tidak disebut kalimat inti.

Contoh :

-        Salim ngakan (salim Makan) Salim (S) Ngakan (P)

-        Ale’ lan-jalanan (Adik Jalan-jalan) Ale’ (S), Lan-jalanan (P)

-        Dulla asakola (Dulla sekolah) Dulla (S), Asakola (P). Dan lain sebagainya

b.    Okara ngangguy keterangan (kalimat luas)

Okara ngangguy katerangan adalah kalimat tunggal yang ditambah dengan keterangan tetapi tidak mengubah bentuknya sebagai kalimat tunggal dan tetap mempunyai satu maksud.

Contoh :

-        Sape peredan gapaneka lempo (Sapi Perah itu gemuk). Pada kalimat ini yang ditambah adalah Subyek (Jejjer) tetapi tidak mengubah maksudnya adalah Peredan.

-        Ale’ ampon dhateng( Adik sudah datang). Pada kalimat ini yang ditambah keterangan adalah ampon

-        Jamal melle kalambi e toko surya (Jamal Membeli baju di tokok Surya) yang ditambah keterangan adalah toko Surya.

-         Ramli ngangguy kalambi anyar (Ramli memakai baju baru)

c.     Okara samporna (Kalimat sempurna/Mayor)

Adalah kalimat yang subjek (S) dan predikatnya (P) disebutkan semua, atau perlu ditambah objek (O)

Contoh :

-        Nur Tedhung (Nur Tidur) Nur (S) Tedhung (P)

-        Ale’ melle Buku (adik membeli buku) Ale’ (S) Melle (P) Buku (O)

-        Tabrani dhateng (Tabrani Datang) Tabrani (S) dhateng (P)

-        Marsuki abalanja ka pasar (Marsuki belanja ke pasar) Marsuki (S) Belanja(P) Pasar(O) dan lain sebagainya.

d.    Okara ta’ samporna (Kalimat tidak sempurna/Minor)

Kebalikan dari kalimat sempurna yang ada subyek dan predikat, kalimat tidak sempurna atau kalimat Ta’ samporna ini hanya ada bagian yang diperlukan saja misalkan hanya ada predikat dan keterangan saja.

Contohnya :

-        Ta’tao noles (tidak tau nulis) hanya ada Predikat saja

-        Ondur (Pergi) hanya ada keterangan saja

-        Lagguna (Besok) hanya ada keterangan saja

e.    Okara rengkes (Kalimat ringkas)

Okara rengkes ini sama dengan okara ta’ samporna, yaitu sama-sama tidak lengkap bagiannya. Bedanya kalau okara rengkes kekurangannya dapat diisi pada kalimat didepannya atau dibelakangnya, sedangkan okara ta’ samporna kekurangannya tidak dapat dicari seperti okara rengkes, tetapi dapat ditambah sesuai kehendak pembaca.

Contoh :

-        Sapa se ngala’ Din?. (Siapa yang ngambil din?)

Sidin nyambit : ”Sengko’”. (Saya)

Sengko’ ini tidak lengkap atau ringkas. Karena kalau dibuat lengkap menjadi Sengko’ se ngala’ (saya yang ngambil) dan lain-lain.

 

Cara menentukan kalimat.

Berikut contoh cara menentukan kalimat (Nantowagi Okara).

a.     Paman atane (Paman Bertani)

Kalimat ini termasuk Okara Nonggal, Okara Majja, dan okara samporna. Mengapa bisa demikian?. Berikut penjelasannya.

-    Dikatakan Okara Nonggal (Kalimat Tunggal) sebab hanya ada satu kejadian. Yaitu paman atane

-     Dikatakan Okara Majja (Kalimat inti) sebab kejadian dari satu Subjek (Jejjer) dan satu Predikat (Caretana) paman (Subjek) dan Atane (predikat).

-        Dikatakan Okara Samporna karena Subjek dan predikat sama-sama disebutkan.

 

b.    Tokang rowa parappa’na ngetthok kaju jate (Tukang itu kebetulan memotong kayu jati)

Kalimat diatas termasuk kalimat tunggal, kalimat sempurna dan kalimat luas. Kenapa??

-        Dikatakan kalimat Tunggal (Okara Nonggal) karena hanya ada satu kejadian. Yaitu tukang sedang memotong kayu jati

-        Dikatakan kalimat sempurna ( Okara samporna) karena subjek dan predikat sama-sama disebutkan.

-        Dikatakan kalimat luas (Okara ngangguy katerrangan) karena ada bagian kalimat yang memakai keterangan

Dari macam-macam kalimat yang sudah dijabarkan diatas, ada juga beberapa macam kalimat-kalimat yang hanya berdasarkan subjek (jejjerra) dan Predikat (caretana).

Macam-macam kalimat

a.     Kalimat berdasarkan Subyek (jejjerra)

Macam kalimat berdasarkan Subjeknya ada :

1.    Okara Pangako adalah Kalimat yang Jejjerra (Subyeknya) Mengakui pada Predikatnya (Caretana), misalkan ”Rama ella Meyos (Ayah sudah berangkat), Sengko’ mare mandi (saya sudah mandi), Ebu lastare adha’ar (Ibu sudah makan), dan lain sebagainya. Dari contoh kalimat diatas bahwa, Predikat sudah menjelaskan subjek.

2.    Okara Palaban yaitu Kebalikan dari okara pangako, yaitu kalimat yang subjeknya tdak mengakui predikatnya. Contohnya : Sengko’ ta’ ajalanan, sengko’ banne dagang, ale’ ta’ ngakan dan lain sebagainya.

b.    Kalimat berdasarkan Predikat (Caretana)

Ada beberapa macam kalimat yang berdasarkan predikat (caretana). Yaitu

1.    Okara sepat (kalimat sifat) kalimat yang Predikatnya (Caretana) adalah kata sifat. Contohnya, Damarra tera’(lampunya terang). Tera’ adalah kata sifat. Tekossa kesset (tikusnya gesit) Kesset adalah kata sifat. Dan lain sebagainya...

2.    Okara panyambut (Kalimat pengganti) yaitu kalimat yang Predikatnya merupakan kata benda atau kata ganti. Contohnya: na’-kana’ rowa mored (anak itu murid) adalah kata benda, sengko’ katowana (saya ketuanya) adalah kata ganti. Dan lain sebagainya

3.    Okara panggabayan (kalimat kerja),  yaitu kalimat yang predikatnya adalah kata kerja, contohnya ale’ nyare po-sapo (adik mencari sapu) Nyare = kata kerja. Eppa’ alandhu’ tana (bapak mencangkul tana) Alandhu’ = kata kerja. Dan lain sebagainya.

Baiklah kawan, sekian dulu penjelasan dari kalimat tunggal atau Okara nonggal dalam bahasa madura ini. Semoga dari penjelasan yang sedikit ini, kita semua bisa paham. Insyaallah dilain waktu saya akan posting tentang kalimat berangkai atau okara rangke’ dalam bahasa madura.

 

Celeng tato macan pote

Laen bakto posting pole.

 

 


Post a Comment for "OKARA NONGGAL : KALIMAT TUNGGAL DALAM BAHASA MADURA"