Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PAPAREGAN : Puisi pendek dalam Kesenian di Madura

Paparegan atau pantun adalah bentuk puisi pendek yang memakai sampiran, yang digunakan dalam berbagai kesenian tradisional Madura seperti ludruk dan tayuban. Paparegan terdiri dari empat larik dengan pola rima a b a b, dimana dua larik pertama sebagai sampiran dan dua larik berikutnya sebagai isi. Rima dalam paparegan sangat menjaga keindahan bagi pendengarnya, dengan terjalin benang halus yang dipadukan oleh persamaan bunyi.

Selain aspek bunyi, sampiran-sampiran dari paparegan memberi kita sesuatu yang lain, yaitu bangkitnya imajinasi untuk menangkap alam yang lain yang kadang-kadang imajinasi bahkan realistis. Paparegan masih sangat disukai hingga kini, dan digunakan dalam berbagai kesenian tradisional Madura.

Selain menjadi variasi dalam pementasan, paparegan juga menjadi kebutuhan, untuk menunjang keberhasilan pementasan. Paparegan yang digunakan dalam tayuban biasanya berupa puisi-puisi cinta, sindiran orang yang berpoligami dan lain-lain. Meskipun puisinya berisi sindiran, tak seorang pun ada yang merasa tersinggung, bahkan suasana terasa akrab dan penuh dengan senyuman.

Paparegan juga memiliki nilai estetika dan keindahan yang tinggi. Rima dalam paparegan dan syair-syair Madura yang lain menjadi sesuatu yang penting, dan kepekaan perasaan menjadi penunjang pentingnya keindahan dan keunikan paparegan.

Namun, sayangnya, seluruh paparegan yang bersebaran di pulau Madura dan mantan keresidenan Besuki, serta kepulauan Kangean perlu didokumentasikan agar khazanah kesusastraan Madura lama ini tidak lenyap begitu saja dan agar tidak menyulitkan bagi orang yang mau menelitinya secara ilmiah maupun bagi mereka yang sekedar menikmatinya.

Dalam kesimpulannya, paparegan adalah puisi pendek dengan sampiran yang sangat unik dan menjadi bagian penting dari kesenian tradisional Madura. Paparegan tidak hanya memiliki nilai estetika yang tinggi, tetapi juga menjadi bagian penting dari kebudayaan dan identitas Madura.

Kehadiran paparegan dalam kesenian tradisional Madura menjadi bukti bahwa kebudayaan Madura masih tetap dijaga dan dilestarikan. Paparegan menjadi identitas budaya Madura yang perlu dijaga agar tidak hilang dan terlupakan oleh generasi muda. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian dari pemerintah dan masyarakat Madura untuk terus melestarikan kebudayaan ini agar tetap hidup dan berkembang.

Dengan meningkatkan perhatian dan apresiasi terhadap kebudayaan Madura, diharapkan masyarakat Madura dan wisatawan akan semakin tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang kekayaan budaya yang dimiliki oleh daerah ini. Sehingga, keberadaan paparegan sebagai salah satu unsur penting dalam kesenian tradisional Madura dapat terus dipertahankan dan diapresiasi oleh masyarakat luas.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut contoh Paparegan Madura :


Ka gunong ngala’ nyarowan
Kope bella kabadhdha’a
Pekker bingong tak karowan
Nape bula katamba’a


Terjemahan bebas dalam bahasa Indonesia :

Ke gunung mengambil Tawon
Botol pecah dibuat wadah
pikiran bingung tidak karuan
apa yang akan dibuat obat


Galudhuk monyena eteter
Moga nangka lecanganna
Kejjudan mata se kacer
Moga dika rasanana

Terjemahan bebasnya:

Guruh berbunyi berentetan
Semoga nangka memberi getahnya
Kedutan mata sebelah kiri
Semoga engkau membicarakan tentangku


Ngacelleng bigina duwa’
Nompa’ jaran labu napang
Ja’ neng senneng bine dhuwa’
Panas barang raja otang

terjemahan bebasnya :

Menghitam Biji Juwet
Naik kuda jatuh tertelungkup
jangan senang beristri dua
Tidak punya apa-apa hutang menumpuk


Namen magi’ tombu sokon
Tabing kerrep bannya’ kalana
Pong-pong gi’odhi’ papadha rokon
Ma’le salamet pola tengkana

Terjemahan bebasnya:

Nanam biji asam tumbuh sukun
Gedek yang rapat banyak kalajengkingnya
Mumpung masih hidup hendaklah rukun
Agar selamat tingkah lakunya


Somor dhalem koro’ kata’
Lente odhi’ eraowa
Sattanangnga esassa’a
Esebbida noro’ lorong
Kabara’-bara’ arena
Katemor kolare nyangsang

Terjemahan bebasnya:

Sumur dalam digali katak
Lidi muda akan diraut
Sapu tangan akan dicuci
akan disobek sepanjang jalan
Kebarat mataharinya
Ketimur daun kelapa kering tersangkut.


Mon aodheng ja’ sanggerra’
Etelko’a tolalena
Mon epandeng ja’ agella’
Bula tako’ kalakena

Terjemahan bebasnya:

Kalau berdestar jangan sombong
Akan dilipat belalainya
Kalau dipandang jangan tertawa
Aku takut suamimu

Dan masih banyak contoh Paparegan Madura yang lain. semoga dengan sedikit pencerahan tentang Paparegan atau Pantun ini, menjadikan kita tahu bahwa di madura juga ada Pantun. dan semoga, kita bisa tetap menjaga dan ikut melestarikan paparegan ini.

Post a Comment for "PAPAREGAN : Puisi pendek dalam Kesenian di Madura"